Jumat, 04 November 2011

That's why i Love him

Memang kami kenal sudah lama, hampir lima tahun lalu. Dulu, bagiku dia cuma brondong kecil yang nggak ada istimewanya sama sekali. Secara ya, dia itu adek kelasku waktu SD dan SMU. Beda tiga angkatan. Errrr.....usia kami memang cuma terpaut satu tahun. Tapi faktanya adalah:

1. Waktu aku TK, aku terlalu pintar dan masuk ke SD setahun lebih awal.
2. Waktu Naga duduk di bangku SMU, dia asyik jadi jagoan dan harus rela pindah sekolah 3 kali. Real badboy....


Perbedaan tahun angkatan itu lah yang membuatku tenar dengan sebutan "Tante" dan Naga mendapat stempel "Brondong" di jidat lebarnya. Naiz! 


Selama hampir lima tahun berteman, aku nggak melihat ada yang istimewa dari dia. Dia benar-benar tampak sangat biasa walau banyak yang bilang dia cakep. Aku nggak tertarik sama sekali. Hanya saja, kebetulan Tuhan memberi sebuah kejadian luar biasa yang menohok keyakinanku.

Ingat? Malam itu kamu menemaniku yang kalut menunggui Babi pulang dari kantor polisi. Setengah bercanda kau bilang, 
“Cah Pluralis. Jangan-jangan kamu lupa lafal syahadat thu gimana?” 
Sahutku, “Enak aja. Masih hafal yo. Laa ilahailallah…muhammadurrasulullah..” 
“GOBLOK!! Itu kalimat tahlil. Syahadat tuh Asyhaduallaila haillallah…wa asyhaduannamuhammarrasulullah..” 
“Cuma beda asyhadu aja gitu kok” 
“Ahhh…parahhh. Jangan-jangan ntar kamu nggak bisa jawab waktu ditanya Manrabbuka?” 
“Apa itu??” tanyaku lugu. Aku benar-benar nggak ingat. 
“Astoghfirullah!! PARAH!!! Itu artinya Siapa Tuhanmu? Ditanya kayak gitu waktu bangun di alam kubur nanti.” 
DEG!!! Rasanya jantungku berhenti. Aku lupa. Aku bergidik ngeri. Apa-apaan ini? Rasanya begitu takut.
Dia menyebutku Pluralis, dan mungkin kalau dia nggak menyindirku waktu itu, aku benar-benar lupa lafadz Syahadat. Parah. Aku [yang waktu itu sedang merasa sangat sedih karena kasusnya Babi] sangat tertohok, tertonjok, apalagi dia mengatakan GOBLOK dengan sangat keras. Badboy seperti dia aja masih hafal syahadat!! undefined feelings banget!!!! Aku memang bukan seorang agamis, tapi aku juga bukan seorang atheis atau agnostik atau apalah itu. Aku ingat: terlahir muslim dan Tuhanku itu Allah SWT! Orangtuaku bisa bunuh diri kalau sampai tahu.

Dialog singkat kami malam itu mulai membuatku berpikir ulang tentang esensi keTuhanan yang pernah aku lupakan. He pull me back to our god....that's why i love him [maybe]



*Kutulis sepulang kantor. Mencoba mengingatnya, sebab pekerjaan yang beruntun membuatku nyaris lupa bagaimana rasanya rindu. eaaaaaaaaa.......


 

1 komentar: