Jumat, 11 November 2011

MyBlack, where are u???

Sore gerimis. Ketika aku masuk kamar kost dan melihat meja kecilku, tiba-tiba aku rindu koleksi lamaku yang sudah kubuang sebulan lalu. Koleksi? Apa ada kata lain yang lebih tepat untuk setumpuk bungkus Djarum Black Slimz di atas meja? itu koleksiku, dulu. Sebelum masuk tempat sampah pada awal oktober. Sehari setelahnya aku dibuat menyesal lantaran semua Circle K mengatakan satu hal yang sama “Djarum Black slimz sudah nggak diproduksi lagi, kak.”

Alamak!!
sebagian dari koleksiku dulu....


Aku nggak benci perokok, sebab aku sendiri konsumen rokok. Dan sudah bertahun-tahun lamanya aku setia dengan Djarum Black. Sejak awal kemunculannya pada tahun 2006, mulai dari Djarum Black original (halah), djarum Black tea (yang mati di pasaran), Djarum Black capucino (yang mati dipasaran juga), Djarum Black Slimz (favoritku dan akhirnya raib juga) sampai Djarum Black menthol (yang nggak akan pernah kuhisap sebab aku nggak suka rokok menthol).

Baiklah, point pertama yang akan kita bahas adalah respon orang-orang terdekatku:

Ayah   : Marah besar ketika beliau menemukan rokok di saku tasku ketika aku SMP. Beliau ngamuk untuk kedua kalinya saat menemukan rokok [lagi-lagi di tasku] saat aku SMU. Seiring berjalannya waktu, ayahku nggak lagi merazia tasku. Beliau makin sibuk, dan aku makin tahu diri untuk nggak membawa rokok ke rumah.

Ibu       : Diam, sepertinya sedih tapi kemudian disibukkan dengan hal lain.

 Sahabat kecilku          : Marah, dan dengan ketus bilang “Pilih rokok atau aku?”. Ketika kujawab aku memilih rokok, kami berhenti bertegur sapa bertahun-tahun lamanya. Sampai semester akhir kuliah kami bertemu lagi dan kembali dekat. Tentunya nggak ada lagi pilihan sulit “Sahabat atau Rokok?”

Muk     : Meminta beberapa batang rokokku saat kami berjumpa dalam kondisi galau. Dia santai dan nggak melakukan protes apapun

Babi     : Mengizinkan aku merokok hanya di tempat sepi, dimana nggak ada orang lain yang melihat. Dan dia paling nggak suka melihatku merokok di depan teman-temannya. Terakhir kali, dia mengizinkan aku merokok di tempat umum (game center dan isinya memang teman-teman kami) adalah ketika aku stress berat karena kasusnya. Mungkin dia merasa bersalah, merasa membuatku mellow galau gitu.

contoh orang bodoh yang suka ngambil Blackku -___-

Naga    : Dia nggak suka melihatku merokok, tapi juga nggak melarangku. Dia bilang,”Mau gimana lagi? Aku sendiri perokok, masa sih ngelarang kamu ngerokok?”.

 Hal yang unik dari Naga adalah:
-          Dia nggak mau menyalakan pematik untukku. Contoh ketika aku harus menemaninya manggung di klub malam, dengan hawa dingin dan musik yang jedug-jedug itu, aku bisa benar-benar mati gaya tanpa rokok. Melihat sebatang Black terselip di bibirku, dia cuma menyodorkan pematik. Nggak menyalakannya untukku!! Wew! Kalau cowok-cowok lain sudah pasti menyalakan pematik untuk cewek ya, semacam tindakan yang gentle begitu?? Waktu kutanya kenapa, Naga menjawab, “Risih ah…terkesan kayak aku ngedukung pacarku ngerokok.”

Point kedua yang akan dibahas adalah wacana umum tentang perempuan perokok. Perempuan perokok kerapkali dianggap sebagai perempuan nggak bener. Apalagi di mata orang-orang tua. Berani sumpah budhe-budheku bakal cerewet menahun kalau sampai tahu aku seorang perokok. Di mata mereka, di mata orangtuaku juga, perempuan perokok identik dengan perempuan nakal yang nggak bisa menjaga diri. Di zaman dulu, perempuan-perempuan yang merokok adalah para pelacur. Seorang gadis biasa dari keluarga terhormat nggak akan merokok.

Ayahku (dulu perokok berat dan berhenti saat aku lahir. Beliau nggak mau bayinya yang super imut ini terkontaminasi asap nikotin) pernah bilang, orang yang pintar dan cerdas serta berpengetahuan ilmiah nggak akan merokok. Komentar beliau yang paling pedas, “Orang itu bodoh. Naik motor sambil merokok, jelas rokoknya habis tertiup angin. Sudah merusak kesehatan, sia-sia pula.” Di telingaku terdengar seperti ,”Seorang perokok adalah orang bodoh. Perempuan yang merokok adalah perempuan bodoh.” I see, dan aku bukan ABG keras kepala yang tak tahu diri dengan merokok di sembarang forum.

Aku pernah berkelit, “Ini hidupku sendiri. Kenapa mesti repot ngurusin pendapat orang lain? Biar orang ngomong a i u e o kek, kalo faktanya kita nggak a i u e o ya ngapain dipikir?”

“Orang lain itu cuma melihat dari luar, nggak memahami. Mereka memperlakukan kamu sebagaimana kamu terlihat. Sekarang cewek pulang dini hari, pakai rok mini. Yaaa, mungkin dia pulang kerja lembur dari kantor atau apalah, lantas dia diperkosa. Menurutmu kenapa? Ya karena mindset masyarakat kita kan? Cewek pulang pagi dan berpakaian seksi jelas identik dengan cewek nggak bener. Gasak abis sekalian.” Ujar seorang kawan dengan berapi-api.

Kalau kata Naga, “Kalau mau cuek nggak mikir pendangan orang, idup aja di hutan. Sendiri, berbuat semaumu.”

Kalau kata kawanku yang lain, “Silakan bertingkah seperti apapun, tapi harus siap resikonya. Siap dilecehkan, siap diperkosa, siap dicibir, siap dicaci maki, siap dihujat. Halooo, ini Indonesia ya, bukan Amerika.”

So?? Aku memutuskan untuk: MEROKOK HANYA SAAT BUTUH DAN DI TEMPAT YANG TEPAT.

Aku merokok saat berada di tempat yang super dingin. Aku merokok saat stress mengerjakan tugas kantor. Aku merokok saat membuat tulisan-tulisan tentang ide gila dalam kepalaku. Aku merokok saat merenung, menganalisis diri sendiri untuk kemudian membuat resolusi. Semacam itulah. Bukan fiksi, skripsiku selesai dengan cepat (meskipun sedang patah hati) karena Black Slimzku selalu setia menemani.

Yang perlu kalian tahu:
  • Tembakau paling tidak mempunyai dua dampak positif pada pikiran: pertama, tembakau menimbulkan perasaan tenang dan kedua, dapat meningkatkan ingatan dan kewaspadaan.
  •    Nikotin meningkatkan pemrosesan informasi dengan cepat. Dan juga meningkatkan ingatan jangka pendek, ingatan spasial, dan waktu reaksi pada pasien alzheimer. nikotin mungkin tidak hanya meningkatkan transmisi diantara sel-sel saraf yang terlibat dalam pembentukan ingatan, tetapi juga menangkal pembentukan plak-plak beracun yang bertanggung jawab atas perkembangan penyakit Alzheimer
KEsimpulannya:

Kepada para perokok: Jangan berhenti merokok, tapi merokoklah sesuai kebutuhan. Artinya, kendalikan tingkat konsumsi rokok kalian. Pergunakanlah tembakau dan nikotin dengan sebaik-baiknya. Kalau kalian sampai kecanduan dan diperbudak rokok, berarti kalian memang bodoh. (Dengan kata lain aku ini lumayan pintar ya. Ahahahahaha -____-)


*Versi Idiot

8 komentar:

  1. bicara tentang rokok, saya senang berhasil meninggalkannya selama hampir 4 tahun. dulu pernah berhenti selama 5 tahun, tapi tergoda lagi. jadi... nikmati saja. yang penting tidak mengganggu orang lain dan tidak di dekat anak2 :)
    salam buat si blackie ya :D

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. q snng gaya tulisan'a, mengalir sprti mmbca crita fiksi. :)
    sdang brusha brhnti rokok jg, tp tiap mau brnti pst trgoda dngn putih'a sampoerna mild. sh*t...

    BalasHapus
  4. @Dian : bener berhasil sampai 4 tahun?? itu hebat loh...hehehe, setuju banget sama prinsip mbak...asal gk ngrusak orang lain ^^



    @Mambay : based on true story semuwa,kak...terima kasih...hehehe, gak perlu berhenti, tapi atur dengan baik sesuai kebutuhan ^^

    BalasHapus
  5. dulu saya penikmat djaerum dan gudang garam kretek, dan sedikit djisamsoe. tapi itu 6th lalu. nikmatilah, dan ketika kau putuskan berkeluarga berhentilah. demi keluargamu.

    saya brhnti krn renungan saya sendiri. dulu ketika teman saya merusakkan hape saya, saya marah dan kecewa. lalu saya berfikir, kalu paru2 saya rusak, yg buat paru2 (baca: ALLAH) marah dan kecewa tidak ya? lalu saya putuskan berhenti saja demi diri saya sendiri.

    BalasHapus
  6. @adi pradana : keren kak....hehehe, salute. Jjur utk lgs berhenti, masih belum bisa. Tapi jelas sudah ada usaha mengurangi sih. Makasih sudah mau mmpir ke blog aku ^^

    BalasHapus
  7. menulis adalah salah satu cara untuk mengungkapkan kejujuran, ketika mulut terkunci. Namun kejujuran tidak bisa terkuak, ketika ingatan tidak mampu meruntutkan aliran kisah.
    Emosi pun harus disingkirkan, agar bisa menulis dengan indah. Rasa harus dikendalikan, agar aliran tidak melebar ke arah yang tidak perlu.

    BalasHapus
  8. Jjur utk lgs berhenti, masih belum bisa. Tapi jelas sudah ada usaha mengurangi sih. ==> maksudmu mengurangi rokok teman ya hahahaa piss

    BalasHapus