Selasa, 17 Januari 2012

Solusi layak coba ketika 24jam sehari berasa nggak cukup

Kemarin dan kemarinnya lagi adalah hari yang padat dan sedikit nekat. Bosan - penat dengan segala macam rutinitas yang ada lengkap dengan problematikanya membuatku nekat memforsir tenaga. Kurang lebih begini kegiatanku:

Hari pertama:

Aku pulang dari kantor tepat sebelum maghrib, nonton serial korea “49 Days” dan bermalas-malasan sebentar. Sekitar setengah sembilan malam, aku pergi  ke studio mini milik seorang teman. Selain berniat silaturahmi, aku curi waktu untuk bisa ketemu Husky. Secara ya, besoknya dia akan pergi ke Bali selama beberapa hari dan aku pasti akan kangen sekali. Berhubung sama-sama sibuk, akhirnya aku yang ngotot curi waktu. Aslinya sih aku tau Husky nggak suka aku main malam.

Dan….di sanalah aku. Melihat proses kreatif para musisi muda mencipta sebuah lagu. Lucu, di sela-sela tidurku, aku melihat sosok Husky yang nggak putus asa menciptakan deretan nada. Kalau nggak salah, ada hampir dua jam untuk mencari closing lagu berdurasi sekitar sepuluh detik. Mereka berhenti tepat pada saat adzan subuh berkumandang.

Hari Kedua:

Kami pulang, sekitar pukul setengah5  aku sampai di kost. Setelah apel subuh sama Tuhanku Yang Maha Kuasa, aku tidur. Jam enam nanti Husky berangkat ke Bali, aku bangun sekitar jam setengah delapan dan mulai beraktifitas, mandi, menemui sepupu yang datang dari jauh dan berangkat ke kantor jam 10.
Pukul empat sore, hujan deras mengguyur Jogja. Kantorku banjir, dan aku memilih untuk bertahan sampai banjir surut. Paus itu motor matic, aku nggak mau ambil resiko mesinnya rusak karena menerjang banjir. Yah, meskipun Husky bilang, “Paus kan ikan. Tempatnya emang di air,”saat pulang dari Temanggung dan terjebak hujan awal tahun kemarin.

Aku pulang saat adzan isya menyapa, setelah mandi bebek lantaran mukaku terpapar hujan aku tegeletak tak berdaya di depan TV. Setelah berguling ke sana kemari, aku matikan lampu. SMS Husky, meminta izin untuk ikut Macapat Syafaat’nya EmHa Ainun Najib a.k.a Cak Nun di bantul nanti malam. Sambil menunggu ijin turun, aku ketiduran. Aku bangun ketika kawan baikku Oon menelpon. Yak! Aku sudah dijemput. Panik, aku menelpon Husky. Nggak diangkat. Akhirnya SMSnya masuk,


“Iya gpp..jgn nakal yaaa…”


Akhirnya ijin kudapat. Badanku masih terasa nggak enak, tapi demi memuaskan rasa penasaranku, aku nekat sajalah. Walhasil, aku sempat ketiduran. Parah! Aku merutuk dalam hati. Wajah bantalku rupanya tertangkap Oon, dan meluncurlah keluhanku soal waktu. 24 jam sehari nggak cukup. Aku masih ingin melakukan banyak hal, tapi tubuh butuh istirahat. Secara teori kesehatan, orang dewasa butuh tidur 6-8 jam perhari.

Apa kata Oon?


“Sholat Dhuha-lah…”


Aku        : “Udah”

Oon       : “Berapa rakaat?”

Aku        : “Dua. Setiap jam stengah delapan sebelum berangkat ke kantor. Belum rutin sih, sering keburu-buru.”

Oon       : “Coba delapan rakaat. Dua rakaat itu untuk mendekatkan rezeki. Delapan rakaat itu untuk mempercepat rezeki. Aku dulu juga ngerasa sama kayak kamu, waktuku selalu kurang. Tapi setelah mencoba konsisten untuk selalu sholat dhuha delapan rakaat, aku ngerasa lebih selo [luang]. Rutinitasku tetap sama. Bangun pagi, sholat subuh, ngasih makan sapi, jam 9-jam 4 ke counter sorenya langsung ngajar les privat dan sampe sekarang. Nanti jam 3 tidur dan jam 5 udah bangun lagi. Begitu terus. “

Aku        : “Nggak capek? Bukannya tubuh butuh istirahat 6-8 jam perhari?”

Oon       : “Rasulullah SAW tidur dari jam11, jam 2 bangun untuk sholat malam dilanjut sampai subuh. Aisyah, istirnya sampai bilang kaki Rasulullah SAW bengkak karena rakaat shalat beliau sudah nggak terhitung lagi.”

Aku        : Hmm….. [angguk-angguk]

Oon       : Rutinitas yang kita jalani memang sama, tapi Allah melapangkannya. Badan juga tetep seger. Sebelum tidur, kami niatkan biar esoknya bisa beribadah. Pernah kan tidur beberapa menit tapi ketika bangun, badan justru terasa segar bugar?? Kalau bangun tidur juga, jangan lupa berdoa. Bersyukur kita masih diberi hidup.

Aku        : [speechless, spontan teringat Pria Dewasa Nomor Satu di Hidupku, Ayah Tercinta yang super sibuk tapi tetap tangguh hanya dengan tidur 3-4 jam sehari]

Pikiranku masih berkutat seputar teori kesehatan yang aku amini sampai saat ini. 6-8 jam sehari. Teori itu jelas bertolak belakang dengan penjelasan Oon barusan. Errghh….sepertinya keraguanku terbaca.

Yohan (sebut saja begitu, aku kan susah mengingat nama orang baru) mahasiswa agak gondrong dengan jeans sobek-sobek yang sedang menyetir di depan melontarkan satu kalimat yang kira-kira bunyinya begini (maklum ya aku dalam posisi ngantuk),

“Kamu sedekah seribu, trus ngajak 10 orang untuk sedekah. Per-orang akan dihitung sedekah 10 x seribu alias sepuluh ribu. Sama seperti sholat berjamaah. Kamu sholat sendiri, dapat pahala satu, kamu sholat berdua, dapat pahala 27. Logikanya dimana? Ya emang logikanya nggak masuk. Ini matematika Tuhan.”

ASLI AKU SPEECHLESS!!!

Aku niat banget pengen denger ceramahnya Cak Nun yang terkenal eksentrik itu, tapi aku justru ketiduran dan terbangun ketika udah ganti kyai. Eh, malah dapet pencerahan dari dua orang anak muda yang dari segi style ‘nggak banget’ deh. Gokilnya lagi lho, ketika mobil yang kami kendarai berhenti di depan CK gejayan, dua cowok yang beberapa menit sebelumnya mencerahkanku malah sibuk ngrasani cewek berhotpants dan berlanjut ke wacana soal ‘bagian tubuh wanita yang memang indah’

Ealah! =))

2 komentar:

  1. hahahaa..suka..suka...
    berarti mulai besok kita duha 8rakaat saii :)

    BalasHapus
  2. Aku cum rutin duha 2 rakaat,hehe..
    Yaah, besok2 belajar yg 4 rakaat dulu aah.. :D

    BalasHapus