Minggu, 12 Februari 2012

Pangeran Es

Di suatu malam minggu, di sebuah sofa biru yang setengah jebol,

Aku mengacak ujung kepala Husky yang mulai dihinggapi warna hitam. Rambut merah pirangnya memudar. Usek-usek....senyum-senyum simpul dan nyeplos "Pacaran sama kamu tuh cobaan banget deh..."

Sontak Husky mengalihkan kepalanya, memandangku dengan marah. Dia tersinggung. "Kok kamu ngomong gitu?"

Aku yang kaget dengan reaksinya mendekat dan mencoba menjelaskan, "Kenapa marah? kata 'cobaan' berkonotasi negatif ya? kamu salah paham. Sekarang coba deh. Seorang pria dikasih harta melimpah, perempuan cantik, dan kekuasaan. Itu sesuatu yang positif, tapi itu berarti cobaan. Cobaan gak cuma berupa sesuatu yang negatif. Bahkan pujian itu sendiri bisa jadi cobaan."

"Aishh....kamu ini. Sekarang kan bukan waktunya nyastra. Kamu sekarang lagi ngomong sama orang biasa. Kamu bilang aku ini cobaan?"

"Iya..seperti yang aku jelaskan. Ah...kamu ini terlalu pragmatis.." dan aku sendiri mungkin terlalu filosofis.. Ah, tidak.. batinku malah ngobrol sendiri.

"Berarti kamu nganggep aku sesuatu yang harus dilalui? Sebuah cobaan ada untuk dilalui, kan??" Nada suara Husky semakin tinggi. Dia setengah membentak.

EAAAA! Aku speechless.  Malas berdebat, akhirnya aku menutup dengan kalimat ,"Ya nggak gitu juga kali.....". Sebenarnya aku ingin menutup dengan sebuah pelukan dan kecupan. Tapi aku sadar aku nggak mungkin melakukannya di depan umum.

Malamnya, Husky SMS. Meminta maaf karena tadi sudah membentak. Well, aku membaca SMS itu pagi hari dan membalasnya dengan SMS panjang. Masih berusaha menjelaskan makna kata 'cobaan' yang kumaksud. Cobaan, karena aku kerapkali memikirkan Husky sepanjang hari. Dimana-pun, kapan-pun. uncontrolled.

Sekarang, pertanyaan Husky yang disertai amarah itu membayangiku. Kemarahannya itu, bentuk perasaan 'tidak terima'nya itu apakah suatu indikasi bahwa dia serius pacaran denganku? Tidak ingin jadi 'sesuatu yang dilalui'. Sepertinya benar seperti itu, dan aku senang.

Sebagai perempuan, aku kerapkali sangsi dengan perasaan Husky. Habisnya, dia tipe cowok cuek yang jarang sekali bilang sayang duluan, atau membicarakan hubungan kami berdua secara serius. Dia hanya akan bercerita tentang aktivitasnya. Bahkan dia tak pernah bilang kangen. Kalau kutanya apa dia pernah kangen, dia akan jawab pernah. 'Tapi nggak perlu bilang.' Arghhhh.....anak ini.....

Dalam membangun sebuah hubungan, kadang kita membutuhkan kalimat-kalimat lugas seperti 'I love You' tapi faktanya nggak semua lelaki bisa mengatakan kalimat-kalimat seperti itu dengan mudah. Seperti ada beban tersendiri semacam rasa malu dan gengsi. Entah ya, kalau para playboy di luar sana mahir mengucapkan cinta dan segala janji manis tentang komitmen tanpa beban. Mungkin karena komitmen bukan sesuatu yang bernilai tinggi di kepala mereka.

Menurutku, lelaki yang seperti ini jauh lebih manis daripada seseorang yang mengucapkan i love you setiap hari. Ini sih opini pribadi. Tak perlu dipusingkan.

Yang jadi masalah adalah ketika lelaki tipe ini berpasangan dengan perempuan haus perhatian. Oke, adalah wajar ketika seorang perempuan menginginkan perhatian lebih. Perempuan terlahir dengan body seksi dan segala keindahannya itu takdir. Perempuan diciptakan untuk menjadi pusat perhatian. Perempuan selalu haus kasih sayang. Benar? jelas benar, sebab produk fashion dan make-up lebih laris daripada kemeja pria.

Perempuan mengagumi perempuan lain yang lebih berkilau, itu wajar. Kalau Anda lelaki, jangan sekali-kali memuji penampilan lelaki lain seperti 'cowok itu keren dan ganteng banget ya.'...Anda bisa di-cap GAY! paling tidak, itulah fakta yang terjadi di lingkungan sekitar saya. Perempuan selalu ingin diperhatikan, apalagi oleh lawan jenis.

Kembali ke bahasan semula, nggak semua perempuan bisa betah membangun hubungan dengan Pangeran Es. Si Perempuan akan kerap merasa tak dihargai, tak disayang, dan bisa jadi merasa dipermainkan padahal Si Pangeran Es tidak bermaksud begitu. Besar kemungkinan Si Pangeran Es hanya tidak tahu harus berbuat apa untuk mengatasi tuan putrinya yang mendadak bawel dan terlihat egois. Jika keberuntungan tidak memihak, omelan panjang Tuan Putri bisa membuat Pangeran Es lelah dan meledak. Mereka akan saling tuding, saling tuduh bahwa pasangan mereka egois, tak ada pengertian. Pertengkaran hebat bisa berujung perpisahan. 

Yah, klise memang, tapi benar adanya bahwa komunikasi adalah kunci. Banyak-banyaklah membaca, menambah kosa kata, agar kita tak lagi merasa sulit untuk mengekspresikan perasaan.

Untuk para perempuan yang mencintai Pangeran Es, banyak-banyaklah belajar memaklumi. Selayaknya gunung es, kasih sayang mereka jauh lebih besar terpendam dalam kedalaman. Untuk para Pangeran Es, nggak ada salahnya belajar bersikap atau berkata lugas. Sekali-kali tak apalah.

Inspired by: Husky
Dedicated for: MyBeloved Dad, yang hampir tak pernah bilang 'sayang' ke anak-anaknya tapi melakukan semua yang terbaik dalam diam.

Seorang cowok bisa memberimu sejuta kata-kata manis. Tapi seorang Pria bisa memberimu satu komitmen tanpa sepatah kata-pun

2 komentar:

  1. ai .. tulisan-tulisanmu ki apik lho digawe cerpen, diksine pas, kenapa tidak dirutinkan postingnya ?
    misale digawe dadi diary seko kejadian asli terus ditulis dengan bahasa cerpen ketoknya bisa jadi peluang bagus .. punya bakat jangan disia-siakan lah.keep posting :)

    BalasHapus
  2. @Ronexs : matur nuwun motivasinya...ini yo lagi mencoba mengerucutkan tema biar punya fans sendiri...wkwkwkwk...sambil cari-cari inspirasi, :p

    BalasHapus