Rabu, 08 Agustus 2012

Para Tuan Muda ini

Belum subuh,

Aku behenti sebentar dari pekerjaanku mengedit tulisan yang masuk untuk scrapbook MyMemz. Ya, berhenti sebentar untuk menulis ini. 

Membaca tulisan-tulisan sahabatku, aku sangat tertusuk. Yang dia tuliskan adalah kisah anak pemulung, kisah guru miskin dengan vespa tuanya, dan yahh...hal semacam itu. Sepertinya cocok untuk mengisi acara “Jika Aku Menjadi...”. Aku tersentuh? Iya. Lebih tersentuh lagi karena aku tahu si penulisnya adalah anak orang kaya yang punya pom bensin bertebaran dimana-mana. Tuan Muda. Yah....setipe sekali dengan Husky yang anak seorang pengacara dan notaris itu. 

Aku selalu suka tipe tuan muda yang sok proletar seperti mereka. Tambahan satu lagi, seorang teman baru dari Bali. Anak seorang exportir, menjadi seorang penyuluh di Kementrian Perindustrian dan usianya 22 tahun. Mereka bertiga satu tipe. Sama-sama Tuan Muda yang terlahir di keluarga kelas menengah ke atas. Yang satu, memilih menekuni biola, beraktivitas di LSM bentukan alumnus relawan merapi. Yang satunya lagi membangun LSM di bidang kewirausahaan dan berniat membangun perekonomian rakyat yang mandiri terbebas dari kapitalis asing. Dan Husky? Nggak usah kuceritakan, sudah terlalu banyak penjelasan tentang dia.

Lucu, ketika mereka ngotot tetap memakai motor butut mereka. Lucu, ketika mereka berkeras nggak mau ganti HP yang lebih canggih. Lucu, ketika melihat mereka bercakap dengan penjual angkringan atau berkumpul di tengah-tengah proletar. Ah...kalau orang nggak tahu background ketiganya, mungkin orang akan bilang biasa saja. Tapi karena aku tahu aslinya mereka tuan muda, aku menganggapnya manis. Ya, manis.

Dan semoga semakin banyak lagi orang manis bertebaran di bumi Endonesia ini. Amin.

Ps : Husky pernah bilang, ‘idealisme muncul ketika kita merasa cukup’. Oke, aku mengerti sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar