Jumat, 17 Agustus 2012

Undefined

Ada masanya,
mendadak dadaku sesak dan gelisah tak bisa pejamkan mata
kalau tak mengingat ancamanmu,
aku akan memutar kunci dan menghempas menghabiskan malam
di pinggiran jembatan, seperti dulu
meredam gelisah dalam dingin dan kota yang sepi
menunggu pagi, lalu kembali ke peraduan

tapi karena aku mencintaimu,
aku memilih memeluk guling dalam selimut
berperang dengan nada-nada busuk yang bermain dalam pikiranku
sambil sesekali menghapus rembesan air mata sebelum bercampur ingus
Ahh....

maaf membuatmu bingung...
kalau kau tanya aku kenapa,
aku jawab entah...

aku cuma ingin bertemu,
memelukmu lalu menepuk-nepuk rambut tebalmu itu...

Aku merasa sedih tanpa alasan...
Apa justru kau yang sedang bersedih? tapi kau tak mau bilang?
Apa justru kau yang merasa sesak? tapi kau diam saja?

*mungkin cuma karena kangenku nggak kesampaian dan lapar tingkat dewa plus nyeri haid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar