Senin, 06 Agustus 2012

NO FEAR

Seperti judul lagu? Iya, lagu lawas. Dinyayiin sama band The Rasmus yang booming saat aku masih ingusan dan malas mandi.

Beberapa malam yang lalu, saat santap sahur di rumah, seperti biasa, Ayah mengadakan konferensi meja makan. Adik lelakiku yang baru saja lulus kuliah dan sedang galau karier, mulai curhat. Aku, yang merasa senior ikut-ikutan curhat tentang kondisi di kantor dan konfrontasiku dengan Si Bos. Aku ungkapkan sedetail-detailnya. Oke, begini respon keluargaku.

Ibu : Mundur ke sandaran kursi dan bilang, "Kamu kok berani banget ngomong kayak begitu sm Bos?"

Ayah : senyum-senyum mesam-mesem

Si Nomor 2 : "Emang beda ya. Kalau orang nggak punya rasa takut kehilangan uang, bener-bener berani frontal."

Deg.... Aku mengkeret. Selama ini sih aku memang dikenal agak reaktif dan frontal. Bukan sekali aku menggebrak meja, membanting pintu dan berkata dengan nada tinggi. Tapi suer, aku orangnya kalem kok. Aku hanya akan emosi jika menghadapi 'Orang berpengetahuan minim tapi sok tahu' atau 'Orang yang tidak profesional dalam menjalankan tugasnya di perusahaan'.

Misalnya : Seorang PimRed yang nggak tahu buku-buku apa yang sedang populer di pasaran, atau seorang enterpreneur yang memaksa menerapkan sistem penjualan buku amazon.com di pasar Endonesia tercinta yang notabene minat baca masyarakatnya masih sangat rendah. Ah satu lagi, misalnya seorang manager yang membandingkan omzet perusahaan penerbitan dengan omzet pemotongan ayam!!! Halooo....aku ini bukan orang pintar, aku cuma lulusan sastra, berkecimpung di dunia bisnis pun cuma sekedar jualan genteng. Tapi, meskipun aku nggak pintar, aku masih merasa logikaku normal. 3 contoh yang kusebut di atas merepresentasikan apa? keluguan? kepolosan? atau apa?

hal-hal semacam itu kerap kali diperdebatkan dan membuatku naik darah. Aku memang agak kurang ajar. Waktu SMA, di kelas bahasa Inggris, aku berani tidur lagi setelah ditegur guru. Waktu SMA pula, buletinku dibredel pihak kepala sekolah dan aku dipanggil maju menghadap. Bukannya menunduk pasrah meminta maaf, aku justru adu argumen dengan kepala sekolah meskipun akhirnya tetap kalah. Ya iyalah, siapa sih gue?? So, aku nggak heran dan maklum kalau aku lebih banyak berdebat dengan Bos. Aku bukan tipe karyawan yang patuh langsung bilang 'oke'. Yah kadang-kadang kalimatku sinis juga sih. Takut dipecat? Dulu sih iya....tapi akhir-akhir ini aku heran sendiri, ketakutan itu mulai hilang.

Entahlah, aku merasa benar. dan kalau aku bersikap tak hormat dengan seseorang, bisa dipastikan orang itu pasti lebih dulu tak menghormatiku atau dia melakukan sesuatu yang membuatku hilang respek. 2 kali selingkuh mungkin. Nah, tipa orang seperti itu, meskipun dia presiden sekalipun, nggak akan ada rasa hormatku padanya.

Hilangnya rasa takut ini sepertinya efek doktrinasi Ayah deh. Ayah kan sering bilang, "Jangan takut sama manusia. Yang memegang nasibmu bukan bos, bukan penguasa, tapi Tuhan."

Bener banget. Tuhan kan bekerja dengan cara yang tak terduga. Tuhan kan berkuasa atas segalanya. Bisa melenyapkan harta dalam sekejap. Bisa membuat keberuntungan dalam sedetik. Asal kita yakin, Tuhan kan selalu sayang dengan hambaNya apalagi yang imut kayak aku. Amin...

last,  TIDAK ADANYA RASA TAKUT a.k.a KEBERANIAN MELAWAN (ketidakadilan) adalah salah satu nikmat Tuhan yang suangaaaat berharga dan nggak semua orang bisa menerima. Maka bersyukurlah kalian yang pemberani, hidup kalian lega dan bahagia, kan? :D

3 komentar:

  1. Tuhan penentu segalanya, manusia tempat berlumur dosa. Menyimak ceritamu tadi, sifat keberanian melawan ketidakadilan harusnya dikembangkan dan diterapkan di instansi-instansi yg korup. Melawan ketidakadilan, sistem-sitem budaya korupsi dan meluruskan jalan yg "mereka" anggap benar. Semangat, tingkatkan terus saldo keberkahan anda di dunia, nanti di Akhirat sudah ada mesin ATM yg bisa digunakan untuk mengambil "uang" pahala. Dunia tempat menabur pahala kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waow...berat komennya. Hahahah tapi makasih udah kasih support, kak. Semoga makin banyak orang yang berani dan kehilangan rasa takut terhadap ketidakadilan penguasa. Amin ^^

      Hapus
  2. hahashit..km bnr2 fearless dlm mempublikasikannya..tak banyak yg mau..sip..rock on :D

    BalasHapus