Berbekal rasa penasaran [selain karena memang aku jarang jalan bareng Naga yang katanya agak ganteng itu], aku dandan manis dan memakai wedges mungilku. Wedges kebanggaanku, yang sering disebut sepatu peri [ukuran kakiku cuma 36]. Wedges pilihan Babi dengan sol setebal 5 cm. Jangan tiru kebodohanku!!! Lantaran terlalu antusias, aku lupa diri. Berjalan di kerumunan manusia dengan wedges itu sama sekali nggak gampang! Aku janji, tahun depan aku akan pakai sepatu kanvas!
Benar saja, aku kerepotan dan nggak bisa mengimbangi langkah Naga yang lebar. Kami berdua berjalan dari parkiran menuju panggung hampir 1 kilometer jauhnya. Awalnya aku agak menyesal sudah memakai sepatu peri ini, tapi penyesalan itu lenyap begitu mendengar suara MC bersahut-sahutan dalam guyonan konyol berbahasa jawa. Hahaha, khas seniman. Slenge’an.
Setelah naga sibuk menelpon sana-sini, kami memutuskan untuk menghampiri teman-temannya di dekat panggung Horn di Ndalem Sopingen. Saat itu kami berada di tepi lautan manusia di depan panggung Gaog, panggung utama. Beberapa orang kawanku mengirim bbm, mengabarkan bahwa mereka ada di antara lautan manusia itu.
keramaian inilah yang akan kami tembus. Sumber: elafiq.blogdetik.com
Untuk sampai ke panggung Horn, kami harus menembus lautan manusia itu. Aku sedikit gemas melihat Naga yang masih diam dan kebingungan mencari jalan. Dengan nggak sabar, aku menarik tangannya dan nekat menerobos orang-orang. Aku tahu, aku sih sadar diri kalau aku ini kontet. Tapi aku yakin bisa, nyatanya keagresifanku membuahkan hasil. Kami berdua berhasil maju beberapa meter. Belum juga sampai tujuan, Naga menarik lenganku. Aku yang tadinya berjalan di depannya, menggandeng tangannya, kini berbalik posisi. Aku tersembunyi dibalik badannya yang tegap dan tinggi. Ganti tangannya yang menggenggam tanganku. Eh? Batinku. Apa dia nggak suka caraku membuka jalan tadi? Padahal aku membukakan jalan untuknya lho.
Insiden kecil ini terjadi dua kali. Aku berada di depan Naga, menerobos orang-orang dan Naga kembali menarikku ke belakang. Apakah ini soal harga diri? Apakah memang seorang lelaki itu gengsi kalau berada di balik perempuan? Mungkin, pikirku. Sebab Naga juga cerewet setengah mati kalau aku bilang “Kujemput aja di rumahmu”. Dia akan berteriak dan bilang, “Nggak usah! Nggak etis! Cewek kok ngejemput cowok!”. Atau lagi, kalau aku menawarkan diri menyetir paus, beat biruku itu. Aku pengen banget ngeboncengin Naga. Tapi dia selalu menyentak dan beralasan “Nggak Etis ah!”. Atau kalau aku menawarkan diri mengisi pulsa di handphone jadulnya itu. Dia selalu menolak mentah-mentah.
Hla…hla…aku bengong sendiri. Ini zaman kapan sih? Udah bukan zaman nenekku, kan?? Aku hampir saja menuduhnya kolot kalau nggak ingat komentar seorang kawan, “Naga itu orangnya gengsi tinggi.”
Oh…ini toh yang namanya harga diri lelaki?
Mendadak aku teringat komik “Married With Brondong” karya Mira Rahman & Vbi Djenggotten. novel grafis based on true story yang berkisah tentang pernikahan Bo dan Jo ini kocak banget. Jo adalah perempuan karier berumur 32 tahun, memutuskan untuk menikah dengan Bo, brondong lucu yang usianya 7 tahun lebih muda.
Ini nih novel grafis yang oke punya, recommended deh!
Kisah favoritku adalah ketika mereka berdua mempersiapkan pernikahan. Mereka saling berterus terang soal gaji. Jo, sebagai perempuan yang lebih dulu eksis di dunia karier, memiliki gaji 3 kali lipat dari Bo!! Tapi Jo sangat menghargai Bo dan mengatur keuangan rumah tangga hanya dengan uang yang diberi Bo!! So Sweet!
Pelajaran Moral:
Semandiri apapun perempuan, sekuat apapun perempuan, harus tahu diri. Harus tahu bagaimana bersikap dan mempertunjukkan sisi lemahnya pada si lelaki. Sebab, naluri lelaki memang ingin melindungi dan mengayomi. Sebab, naluri perempuan memang ingin dilindungi dan diayomi. Perempuan harus bisa menghormati lelakinya.
He….aku? kenapa aku terobsesi melindungi dan mengayomi? Nggak tahu ya :D
Perempuan harus memberi kesempatan lelakinya untuk melindungi dan mengayomi dirinya. For his self esteem. *bener ga nulisnya?*
BalasHapuskalo saya kemaren ngayogjazz tinggal jalan aja, hehe untung acaranya di Kotagede, deket rumah :D
BalasHapusyup, namanya cowo itu biar gimana pun maunya melindungi, merasa punya tanggung jawab untuk itu
aku wanita, ingin di cinta,, ak bukan teman lelakimu *lyriknya mohon di cerna
BalasHapus