Senin, 02 Desember 2013

One step closer....

Dulu....dulu sekali ketika usiaku belum lagi menginjak sepuluh tahun, aku adalah seorang anak perempuan yang hobi membaca, menulis, dan menggambar. Entah ya, mungkin tiga hobi itu adalah bentuk paling dasar dari kesukaan manusia. Ayahku, suka sekali membeli buku-buku cerita. Saat SD, aku membuat majalah sederhana yang dijual murah tak sampai seratus rupiah. Aku dan beberapa teman menggambar (dengan tangan tentunya) dan menulis di beberapa lembar kertas HVS ukuran A4 yang dilipat dua. Master majalah itu kemudian difotokopi dan dijual ketika jumatan. Selain majalah, aku dan adik lelakiku membuat komik dengan teknik yang sama. Fotokopian. Hitam putih dan dijual ke anak-anak TK yang bersekolah di yayasan milik Ayah.

Selain menulis dan menggambar, aku juga suka iseng menggunting dan menjahit. Umurku waktu itu juga belum genap sepuluh tahun ketika aku memotong-motong rok manis warna hijau yang baru dibelikan ibu. Waktu itu, aku ingin sekali membuat baju untuk si boneka barbie. 

Sampai kemudian, aku lupa pada semuanya. Rutinitas harian belajar dan bekerja demi mengaliri sungai kebutuhan membuatku lupa pernah mencintai aktivitas membaca, menulis, dan menggambar. Sekarang, sedih rasanya ketika menyadari bahwa tak satu pun prasasti itu terselamatkan. Majalah fotokopian dan baju-baju barbie, meski lenyap di tumpukan sampah, tapi ternyata terendap di alam bawah sadarku.

Bangun pagi, berangkat ke kantor, bekerja untuk kantong orang lain, kelelahan, pulang, bersenang-senang sambil menghabiskan gaji, lalu tertidur. Begitu terus setiap hari sampai aku nekat resign dan berjanji untuk membahagiakan diri sendiri. Ya, bekerja sekaligus bermain. Bekerja sesuka, sebahagiaku, sesuai dengan apa yang kumau. Hidupku cuma sekali dan aku akan membuatnya jadi yang terbaik, tanpa penyesalan. Jadi kuputuskan, aku ikuti kata hatiku meski tak ada jaminan apapun di depan. Aku hanya yakin, pasti bisa. Toh semua rejeki sudah diatur olehNya. Yang penting halal. 

Dan ternyata, Tuhan benar. Dia sesuai dengan prasangka hambaNya. Bahkan skenarioNya jauh lebih indah. Bermula dari banyaknya waktu luang, aku mulai menjalin hubungan dengan teman-teman lama. Sesuatu yang sangat sulit aku lakukan di tengah aktivitas kantor. Dari kawan-kawan lama, pekerjaan sebagai freelancer mulai berdatangan. Beberapa tawaran masuk, aku pilih yang sesuai dengan passion. Di sisi lain, aku juga menikmati waktu luangku untuk bergabung dengan berbagai program sosial. Dan di sanalah, aku bisa berkenalan dengan orang-orang yang berkualitas. Orang-orang progresif dengan pemikiran dinamis, religiusitas, dan jiwa kemanusiaan yg tinggi. Aku beruntung. 

Tak sampai di situ, waktu luang juga menjadi stimulan untuk berkarya, kembali ke hobi lama. Aku mulai membeli setumpuk buku, membacanya sampai larut malam tanpa khawatir bangun kesiangan. Aku mulai asyik menggambar desain-desain pakaian setelah bangun tidur tanpa takut terlambat masuk kantor. Ya, aku sangat menikmatinya. Aku bisa bebas upload gambar-gambarku dan chatting dengan teman baru sesukaku, tanpa takut dimarahi si bos. Aku bisa bebas tidur siang berjam-jam di kasur kuningku yang mungil, dan bukan di meja keras yang dipenuhi berkas. 

Ketika aku merasa cukup bahagia dengan bisa melakukan apapun yang kusuka, Tuhan kembali berbaik hati. Kesempatan untuk menyusun buku dan merealisasikan desain pakaian datang lewat perantara teman-temanku. Saat ini aku menyusun buku profil yang dicetak secara terbatas untuk para pejabat, kemudian, aku diberi kesempatan untuk mendesain baju batik yang skala produknya sudah internasional...sungguh, semua ini di luar bayanganku. Sepertinya gagasan tentang banyak silaturahim (baca: menjalin pertemanan) banyak rejeki adalah benar adanya. Bagiku, kesempatan adalah rejeki tak ternilai harganya. 



Okay, Tuhan. Aku sangat bahagia dengan hidupku yang sekarang! ^0^ alhamdulillah. Aku semakin yakin, meski jalanku masih sangat panjang dan pasti ada hambatan, aku pasti bisa melaluinya. Selalu, ada harapan.

4 komentar:

  1. dulu, a long time ago, once upon a time, aku juga pernah punya sebuah boneka barbie, dan aku sering membuatkannya baju sendiri. tapi, sekarang entah di mana si barbie dan baju-bajunya itu. bodohnya aku. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuh kan, jadi sbenernya dulu kita nih punya bakat...itu pasti...cm kadang bkat terpendam jauh dan btuh digali ulang sebelum memuai #tsah

      Hapus
  2. Oh great! Aku suka sekali hidupmuh Ra.. haha..

    Aku jg lg mulai bangun dgn nulis (desain sama usaha sendiri msih dlm khayalan) :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangaaaaat, mbaaa...km sempet juara itu sebenernya bukti kalau km berbakat. Tinggal di-SERIUSI...wahahaha (ngmg sih gampang, tp klo dilakuin emg agak sulit tapi bukan berarti nggak bisa) :3

      Hapus