Dandelion adalah bunga rumput. Bunga putih, berbatang panjang seperti alang-alang, rapuh dan jika tertiup angin, langsung berai. Tapi jangan salah, berainya cantik sekali. Di zaman sekarang, di kota-kota besar, Dandelion menjadi bunga yang sangat langka. Bunga kecil sederhana yang tidak seseksi mawar, seharum melati, atau semanis tulip ini memang nggak laku dijual alias nggak punya sisi komersil sama sekali. Biasanya tumbuh di padang rumput, pinggir lapangan, dan nggak akan dilirik orang kalau nggak berai karena angin.
Waktu kecil-pun, aku sengaja memetik Dandelion lalu kutiup keras-keras. Whateverlah, entah yang kutiup itu putik atau benang sarinya, tapi buluh-buluh putih yang berterbangan itu keren sekali dengan background langit biru. Itu dulu ketika Jogja masih sepi tak sepadat sekarang.
sumber: mbah Google yg gaul
Kembali ke konteks semula, Dandelion, di mataku, bukan sembarang bunga. Kalau bunga lain terlihat cantik saat kelopaknya utuh, Dandelion justru sebaliknya. Dia akan terlihat cantik setelah bertemu angin, berai, lalu mengangkasa di langit biru. Buluh-buluh Dandelion sangat sederhana. Warnanya pun putih, tak meriah seperti tulip, anggrek, bougenvile, atau mawar. Bentuknya? aduh, bulat sederhana seperti itu. Tak pantaslah dibuat buket bunga untuk persembahan spesial saat candlelight dinner.
Aku suka.
that's all...
Aku suka yang seperti itu dan nggak butuh alasan untuk suka, kan?? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar